MAKALAH KESEHATAN
MASYARAKAT
POLINDES DAN
PENGELOLAAN PSM
Anggota Kelompok 1 :
1.
Ayu Retno
Suryaningrum
2.
Solehah
3.
Indah Sekar Wangi
4.
Windiarti
5.
Nursaima
6.
Vevi Etika
7.
Resa Putri Tilawah
8.
Lusi Novitasari
Kelas : I D
Dosen Pengampu :
Neng Kurniati, SST, SKM.
POLITEKNIK KESEHATAN
PROVINSI BENGKULU
JURUSAN D III KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah Swt. atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Polindes
Dan Pengelolaan PSM” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini
merupakan tugas yang diberikan oleh ibu Neng Kurniati, SST, SKM. selaku dosen
pada mata kuliah Kesehatan Masyarakat. Makalah ini berisi tentang penjelasan
mengenai apa itu Polindes dan bagaimana pengelolaan PSM agar terbentuk dan
terpeliharanya program polindes.
Penulis menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah selanjutnya.
Bengkulu, Mei 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR
ISI.............................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah
.................................................................................... 1
C. Tujuan....................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Polindes .................................................................................. 2
B.
Latar
belakang terbentuknya polindes .............................................. 2
C.
Kajian makna polindes ...................................................................... 4
D.
Tujuan polindes .................................................................................. 4
E.
Fungsi polindes ..................................................................................
5
F.
Prinsip-Prinsip Polindes ...................................................................... 5
G.
Kegiatan
Polindes .......................................................... ......... 6
H.
Sasaran
Polindes .................................................................... ......... 6
I.
Syarat Terbentuknya
Polindes ................................................ 7
J.
Program Polindes .......................................................... ........ 7
K.
Sistem Rujukan Di Polindes ............................................... ......... 8
L.
Faktor Pendukung Polindes .................................... ....... 9
M.
Stratifikasi Polindes ................................................................... ......... 9
N.
Sistem Pencatatan Dan Pelaporan
Terpadu Polindes .................. 11
BAB
III PENGELOLAAN PSM ......................................................... ........ 13
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 16
B. Saran.......................................................................................................... 16
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Polindes adalah Pondok Bersalin
Desa merupakan
salah satu bentuk UKBM (Usaha Kesehatan Bagi Masyarakat) yang didirikan
masyarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari
pembangunan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA-KB serta pelayanan
kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan Bidan. Polindes ini
berfungsi Sebagai tempat pelayanan KIA-KB dan pelayanan
kesehatan lainnya. Sebagai
tempat untuk melakukan kegiatan pembinaan, penyuluhan dan konseling KIA. Pusat kegiatan pemberdayaan masyarakat. Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan
persalinan. Sebagai
tempat untuk konsultasi, penyuluhan dan pendidikan bagi masyarakat, dukun bayi
dan kader.
Di Indonesia ini peran Polindes
sangat membantu mayarakat desa terutama dalam hal KIA dan KB. Oleh
karena itu Bidan didesa Pondok Makmmur ini berancana untuk membentuk Polindes
bersama dengan masyarakat dengan sektor-sektor terkait lainya berbuhubung didesa
Pondok Makmur ini masih tingginya angka kematian ibu dan bayi dan rendahnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan pemeriksaan dalam kehamilan
untuk mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi.
B.
Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud
dengan Polindes?
2.
Apa Fungsi dari
Polindes itu?
3.
Apa saja Kegiatan
Polindes itu?
4.
Syarat apa saja
yang perlu diperhatikan untuk membentuk suatu Polindes?
5.
Bagaimana
Pengelolaan PSM dalam membentuk polindes di suatu desa?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Polindes
2.
Untuk mengetahui
apa manfaat dan fungsi dari terbentuknya Polindes itu sendiri.
3.
Untuk mengetahui
apa tujuan dibentuknya Polindes disuatu desa.
4.
Untuk mengetahui
syarat-syarat apa saja yang harus diperhatikan dalam membentuk sebuah Polindes.
5.
Untuk lebih
mengetahui dan memahami apa saja kegiatan Polindes itu sendiri.
BAB II
POLINDES
A.
Pengertian Polindes
Pondok Bersalin Desa adalah merupakan salah satu bentuk UKBM
(Usaha Kesehatan Bagi Masyarakat) yang didirikan masyarakat oleh masyarakat
atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa,
untuk memberikan pelayanan KIA-KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai
dengan kemampuan Bidan. (Ambarwati retna,2009).
Suatu tempat
yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah sebagai kelengkapan dari
pembangunan kesehatan masyarakat untuk memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) dan Keluarga Berencana (KB) dikelola oleh bidan desa (bides) bekerjasama
dengan dukun bayi dibawah pengawasan dokter puskesmas setempat.
Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang merupakan wujud nyata bentuk
peran serta masyarakat didalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk KB di desa. (Dinkes, 1999).
B. Latar Belakang
Terbentuknya Polindes
a.
Menurunkan Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) MDGs4 dan MDGs5.
b.
Keterbatasan fungsi,
waktu dan peran pelayanan di posyandu.
c.
Mendekatkan serta
memeratakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
sehingga ditempatkan bidan desa.
d.
Tugas pokok bidan dalam
menangani permasalahan KIA di desa
e.
Polindes merupakan
bentuk sarana pelayanan kesehatan ditingkat desa sebagai upaya melengkapi
sarana bagi bidan didesa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
f.
Sarana dan Prasarana
bidan tertera dalam Kep.MesKes 900/Menkes/SK/VII/2002.
g.
Meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat melalui KIA sebagai
salah satu syarat Desa Siaga.
C. Kajian Makna Polindes
a.
Polindes merupakan salah satu bentuk
PSM dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan KIA, termasuk
KB di desa.
b.
Polindes dirintis di desa yang telah
mempunyai bidan yang tinggal di desa tersebut.
c.
PSM dalam pengembangan polindes
dapat berupa penyediaan tempat untuk pelayanan KIA (khususnya pertolongan
persalinan), pengelolaan polindes, penggerakan sasaran dan dukungan terhadap
pelaksanaan tugas bidan di desa.
d.
Peran bidan desa yang sudah
dilengkapi oleh pemerintah dengan alat-alat yang diperlukan adalah memberikan
pelayanan kebidanan kepada masyarakat di desa tersebut.
e.
Polindes sebagai bentuk PSM secara
organisatoris berada di bawah seksi 7 LKMD, namun secara teknis berada di bawah
pembinaan dan pengawasan puskesmas.
f.
Tempat yang disediakan oleh
masyarakat untuk polindes dapat berupa ruang/kamar untuk pelayanan KIA,
termasuk tempat pertolongan persalinan yang dilengkapi dengan sarana air
bersih.
g.
Tanggung jawab penyediaan dan
pengelolaan tempat serta dukungan opersional berasal dari masyarakat, maka
perlu diadakan kesepakatan antara wakil masyarakat melalui wadah LKMD dengan
bidan desa tentang pengaturan biaya operasional dan tarif pertolongan
persalinan di polindes.
h.
Dukun bayi dan kader posyandu adalah
kader masyarakat yang paling terkait.
D.
Tujuan Dibentuknya Polindes
a.
Tujuan umum
Untuk memperluas jangkaunan,
meningkatkan mutu dan mendekatkan pelayanan KIA/KB kepada masyarakat desa.
b.
Tujuan khusus
a)
Meningkatkan jangkauan dan mutu
pelayanan ANC dan partus normal di tingkat desa, meningkatkan pembinaan dukun
bayi oleh bidan desa.
b)
Meningkatkan kesempatan konsultasi
dan penyuluhan kesehatan bagi ibu dan keluarga.
c)
Meningkatkan pelayanan kesehatan bayi dan anak sesuai dengan kewenangannya.
d)
Meningkatkannya pelayanan kesehatan
lainnya sesuai dengan kewenangan bidan.
E. Fungsi Polindes
a.
Sebagai tempat pelayanan KIA-KB dan
pelayanan kesehatan lainnya.
b.
Sebagai tempat untuk melakukan
kegiatan pembinaan, penyuluhan dan konseling KIA.
c.
Pusat kegiatan pemberdayaan
masyarakat.
d.
Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan
dan pertolongan persalinan.
e.
Sebagai tempat untuk konsultasi,
penyuluhan dan pendidikan bagi masyarakat, dukun bayi dan kader.
F. Prinsip-Prinsip Polindes
a.
Merupakan bentuk UKBM di bidang
KIA-KB.
b.
Polindes dapat dirintis di desa yang
telah mempunyai bidan yang tinggal di desa.
c.
Dalam pembangunan fisik polindes
dapat berupa ruang/ kamar yang memenuhi persyaratan sehat, dilengkapi sarana
air bersih, maupun peralatan minimal yang dibutuhkan.
d.
Pelayanan di komunitas desa sifatnya
multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat, kedokteran, sosial,
psikologi, komunikasi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan
di komunitas.
e.
Dalam memberikan pelayanan di desa
bidan tetap berpedoman pada standar dan etika profesi yang menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia.
f.
Dalam memberikan pelayanan bidan
senantiasa memperhatikan dan memberi penghargaan terhadap nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat, sepanjang tidak merugikan dan tidak bertentangan dengan
prinsip kesehatan.
g.
Memiliki tingkat peran serta
masyarakat yang tinggi, berupa penyediaan tempat untuk pelayanan KIA, khususnya
pertolongan persalinan, pengelolaan polindes, penggerakan sasaran dan dukungan
terhadap pelaksanaan tugas bidan di desa.
h.
Kesepakatan dengan masyarakat dalam
hal tanggung jawab penyediaan dan pengelolaan tempat, dukungan operasional dan
tarif pelayanan kesehatan di polindes.
i.
Menjalin kemitraan dengan dukun
bayi.
G. Kegiatan
Polindes
a.
Memeriksa kehamilan, termasuk
memberikan imunisasi TT pada ibu hamil dan mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan.
b.
Menolong persalinan normal dan
persalinan dengan resiko sedang.
c.
Memberikan pelayanan kesehatan ibu
nifas dan ibu menyusui.
d.
Memberikan pelayanan kesehatan
neonatal, bayi, anak balita dan anak pra sekolah, serta imunisasi dasar pada
bayi.
e.
Memberikan pelayanan KB.
f.
Mendeteksi dan memberikan
pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang beresiko tinggi baik ibu
maupun bayinya.
g.
Menampung rujukan dari dukun bayi
dan dari kader (posyandu, dasa wisma).
h.
Merujuk kelainan ke fasilitas
kesehatan yang lebih mampu.
i.
Melatih dan membina dukun bayi
maupun kader (posyandu, dasa wisma).
j.
Memberikan penyuluhan kesehatan
tentang gizi ibu hamil dan anak serta peningkatan penggunaan ASI dan KB.
k.
Mencatat serta melaporkan kegiatan
yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat.
H.
Sasaran
Polindes
a.
Bayi berusia kurang dari 1 tahun
b.
Anak balita usia 1 sampai dengan 5
tahun
c.
Ibu hamil
d.
Ibu menyusui
e.
Ibu nifas
f.
Wanita usia subur.
g.
Kader
h.
Masyarakat setempat.
I. Syarat
Terbentuknya Polindes
a.
Tersedianya bidan di desa yang
bekerja penuh untuk mengelola polindes.
b.
Tersedianya sarana untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi Bidan, antara lain:
a)
Bidan kit, IUD kit
b)
Sarana imunisasi dasar dan imunisasi
ibu hamil
c)
Timbangan, pengukur Tinggi Badan
d)
Infus set dan cairan D 5 %, NaCl 0,9
%
e)
Obat - obatan sederhana dan
uterotonika
f)
Buku-buku pedoman KIA, KB dan
pedoman kesehatan lainnya
g)
Inkubator sederhana.
c.
Memenuhi persyaratan rumah sehat,
antara lain:
a)
Penyediaan air bersih
b)
Ventilasi cukup
c)
Penerangan cukup
d)
Tersedianya sarana pembuangan air
limbah
e)
Lingkungan pekarangan bersih, ukuran
minimal 3 x 4 m2.
d.
Lokasi mudah dicapai dengan mudah
oleh penduduk sekitarnya dan mudah dijangkau oleh kendaraan roda 4.
e.
Ada tempat untuk melakukan
pertolongan persalinan dan perawatan postpartum minimal 1 tempat tidur.
J.
Program
Polindes
Salah satu program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah menurunkan kematian
dan kejadian sakit di kalangan ibu dan untuk mempercepat penurunan angka
Kematian Ibu dan Anak adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga
kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal.
Dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan kesehatan anak
terutama di desa maka tenaga kesehatan (medis) seperti bidan harus menjalin
kerjasama yang baik dengan tenaga non medis seperti dukun dengan mengajak dukun
untuk melakukan pelatihan dengan harapan dapat:
a.
Meningkatkan kemampuan dalam
menolong persalinan
b.
Dapat mengenal tanda-tanda bahaya
dalam kehamilan dan persalinan
Selain bekerja sama dengan tenaga non medis seperti
dukun,bidan desa juga bekerja sama dengan masyarakat yang secara sukarela
membantu dan melaksanakan posyandu. Biasanya masyarakat tersebut telah mendapat
pelatihan dalam menjalankan tugasnya tersebut sebagai kader.
Kehadiran bidan di desa diharapkan mampu memperluas
jangkauan pelayanan yang telah ada sekaligus dapat meningkatkan cakupan program
pelayanan KIA melalui:
a.
Peningkatan pemeriksaan kesehatan
ibu hamil yang bermutu
b.
Pertolongan persalinan
c.
Deteksi dini faktor kehamilan dan
peningkatan pelayanan neonatal.
d.
Promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit pada bayi
Serta bekerja sama dengan kader posyandu mencari
sasaran ibu hamil dengan
melakukan :
a.
Kunjungan rumah
b.
Sosialisasi pentingnya pemeriksaan
kesehatan antenatal
c.
Memotivasi ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilan secara rutin minimal empat kali selama kehamilannya.
Bidan di desa telah melalui tingkat pendidikan
kebidanan dan telah mampu dan cakap dalam melaksanakan tugasnya sebagai bidan.
Rasa malu pada pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi cakupan pelayanan antenatal.Masyarakat malu untuk memeriksakan
dirinya terutama pada kehamilan pertama. Pemberian bantuan tambahan gizi bagi
ibu hamil merupakan daya tarik tersendiri dalam kunjungan pelayanan antenatal
dan dapat meningkatkan kunjungan ibu.
K.
Sistem
Rujukan Di Polindes
Sistem
rujukan di polindes dapat dilakukan:
a.
Ke puskesmas (kecamatan)
b.
Rumah sakit tipe C/D (kabupaten)
d.
Rumah sakit tipe A (pusat)
L.
Faktor
Pendukung Polindes
a.
Dukungan pemerintah daerah setempat
b.
Kerjasama lintas sektor dan lintas
program (KIA & Promkes),
c.
Koordinasi yang baik antara
puskesmas dengan Camat dan Kepala Desa
d.
Kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan,
e.
Keberadaan bidan desa serta
ketrampilan, keramahan bidan desa dan tempat tinggal bidan tidak terlalu jauh dari desa.
f.
Lokasi yang strategis dan dapat di
jangkau oleh masyarakat
g.
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang apa itu
polindes dan fungsinya bagi
mereka
M.
Stratifikasi
Polindes
Dalam menganalisa pertumbuhan Polindes harus mengacu kepada indikator
tingkat perkembangan Polindes yang mencakup beberapa hal :
a.
Fisik
Tempat yang
disediakan oleh masyarakat untuk polindes perlu memenuhi persyaratan antara
lain :
a)
Bangunan polindes tampak bersih,
salah satunya ditandai tidak adanya sampah berserakan.
b)
Lingkungan yang sehat, bila polindes
jauh dari kandang ternak
c)
Mempunyai jumlah ruangan yang cukup
untuk : pemeriksaan kehamilan dan pelayanan KIA, mempunyai ruang untuk
pertolongan persalinan.
d)
Tempat pelayanan bersih dengan
aliran udara/ventilasi yang baik terjamin.
e)
Mempunyai perabotan dan alat-alat
yang memadai untuk pelaksanaan pelayanan.Mempunyai sarana air bersih dan jamban
yang memenuhi persyaratan kesehatan.
b.
Tempat tinggal bidan desa
Keberadaan
bidan di desa secara terus menerus (menetap) menentukan efektifivitas
pelayanannya, termasuk efektivitas polindes. Selain itu, jarak tempat tinggal
bidan yang menetap di desa dengan polindes. Bidan yang tidak tinggal di desa
dianggap tidak mungkin melaksanakan pelayanan pertolongan persalinan di
polindes. Untuk mempercepat tumbuh kembang Polindes bidan harus selalu
berada/tinggal di desa dan lebih banyak melayani masalah kesehatan masyarakat
desa setempat.
c.
Pengelolaan polindes
Pengelolaan
Polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan, sekaligus pemanfaatan
pelayanan oleh masyarakat. Kriteria pengelolaan polindes yang baik antara
keterlibatan masyarakat melalui wadah LPM dalam menentukan tarif pelayanan.
Tarif yang ditetapkan secara bersama, diharapkan memberikan kemudahan kepada
masyarakat untuk memanfaatkan polindes, sehingga dapat meningkatkan cakupan dan
sekaligus dapat memuaskan semua pihak.
d.
Cakupan persalinan
Tinggi
rendahnya cakupan persalinan dipengaruhi banyak faktor, diantaranya
ketersediaan sumberdaya kesehatan termasuk didalamnya keberadaan polindes
beserta tenaga profesionalnya, yaitu bidan desa. Tersedianya polindes dan bidan
di suatu desa memberikan kemudahan untuk mendapatkan pelayanan KIA, khususnya
dalam pertolongan persalinan, baik ditinjau dari segi jarak maupun dari segi
pembiayaan. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong di polindes, selain
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan ibu hamil, sekaligus mencerminkan
kemampuan bidan itu sendiri baik di dalam kemampuan teknis medis maupun di
dalam menjalin hubungan dengan masyarakat. Cakupan persalinan dihitung secara
kumulatif selama setahun.
e.
Sarana air bersih
Tersedianya
air bersih merupakan salah satu persyaratan untuk hidup sehat. Demikian juga
halnya di dalam operasional pelayanan polindes. Polindes dianggap baik apabila
telah tersedia air bersih yang dilengkapi dengan : MCK, tersedia sumber air (sumur,
pompa, PAM, dll), dan dilengkapi pula dengan saluran pembuangan air limbah.
f.
Kemitraan bidan dan dukun bayi
Kader
masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi.
Karena itu, polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana meningkatkan kemitraan
bidan dan dukun bayi dalam pertolongan persalinan. Kemitraan bidan dan dukun
bayi merupakan hal yang dianjurkan dalam pelayanan pertolongan persalinan di
Polindes. Penghitungan cakupan kemitraan bidan dan dukun dihitung secara kumulatif
selama setahun.
g.
Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran
KIE
merupakan salah satu teknologi peningkatan peran serta masyarakat yang
bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mau dan mampu memelihara dan
melaksanakan hidup sehat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, melalui
jalinan komunikasi, informasi dan edukasi yang bersifat praktis. Dengan
keberadaan polindes beserta bidan ditengah-tengah masyarakat diharapkan akan
terjalin interaksi antara antara bidan dengan masyarakat. Semakin sering bidan
di desa menjalankan KIE, akan semakin mendorong masyarakat untuk meningkatkan
kualitas hidup sehatnya, termasuk di dalamnya meningkatkan kemampuan dukun bayi
sebagai mitra kerja di dalam memberikan penyuluhan kesehatan ibu hamil.
h.
Dana Sehat/JPKM
Dana sehat
sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat, pada gilirannya
diharapkan akan mampu melestarikan berbagai jenis upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat setempat. Suatu polindes dianggap baik bila masyarakat di desa
binaannya telah terliput dana sehat, sehingga diharapkan kelestarian polindes
dapat terjamin, kepastian untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas tak
perlu dikhawatirkan lagi. Cakupan dana sehat dianggap baik bila telah mencapai
50 %.
N.
Sistem
Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Polindes
Pencatatan dan pelaporan Polindes dilaksanakan seperti yang berlaku untuk
praktik bidan secara perorangan yang terdapat pada pasal 27 Bab VII Permenkes
No. 900/Menkes/SK/VII/2002
Yaitu:
a. Dalam
melakukan prakteknya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai
dengan pelayanan yang diberiakan.
b. Pelaporan
sebagaimana dimaksud ayat(1)dilaporkan kepuskesmas di tembusan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota stempel
c. Pencatatan
dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)tercantum dalam lampiran IV
keputusan ini:
a) Dalam
melaksanakan pelayanan kebidanan,bidan harus melaksanakan pencatatan hasil
pelayanan,baik berupa rakam medis kebidanan untuk setiap pasien maupun
rekapitulasi hasil pelayanan sebagai dasar untuk pembuatan laporan.
b) Bidan setiap
memberiakn pelayanan kebidanan harus sesuai peraturan yang berlaku:
1) Identitas
pasien
2) Data
kesehatan
3) Data persalinan
4) Data bayi
yang dilahirkan (panjang badan dan berat badan)
5) Tindakan dan
obat yang diberikan.
c) Bidan
sedapat mungkin memberikan kartu menuju sehat(KMS)balita dan KMS ibu ibu hamil
atau KIA,yang telah diisi dengan hasil pemerikasaan kepada setiap balita dan
ibu hamil untuk dibawa pulang
d) Pelaporan
yang dilakukan dengan mengikuti ketentuan program pemerintah,khusus dalam
pelayanan KIA dan KB,pelaporan ditujukan kepada puskesmas setempat,sebulan
sekali.
BAB III
PENGELOLAAN PSM
Desa pondok makmur
merupakan suatu desa yang
terletak dipinggiran jalan raya, mereka
sudah memiliki akses listrik. Akan tetapi secara keseluruhan derajad kesehatan
masyarakat masih kurang, selain itu akngka kematian ibu dan anak masih tinngi.
Hal ini dikerenakan akses kesehatan
kurang terjangkau karena letak puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan jauh
dari pemukiman penduduk. Oleh karena itu bidan yang bertugas didesa tersebut
berupaya untuk membentuk suatu pos kesehatan yang dapat membantu masyarakat setempat, untuk meningkatkan derajad kesehatan berupa
polindes.
Agar terbentuk dan terpeliharanya Polindes di desa Pondok
Makmur maka yang perlu dilakukan dan
direncanakan adalah:
a.
Bidan melakukan
pendekatan
Bidan melakukan pendekatan menggunakan metode partisipasi
dengan persuasi dan edukasi. Pendekatan dilakukan pertama-tama kepada kepala
desa dan tokoh-tokoh masyarakat setempat, untuk memudahkan survey dan
pengumpulan data. Dengan cara bidan berkunjung kerumah kepala desa dan tokoh
masyarakat dan menjelaskan tentang rencana pembentukan polindes, menjelaskan
tentang polindes, tujuan polindes, dan keuntungan masyarakat desa jika sudah
terbentuk polindes, selain itu mengajak kepala desa dan tokoh masyarakat untuk
ikut berpartisipasi dalam rencana tersebut, jika mereka bersedia meminta
bantuan untuk memudahkan survey dan pengumpulan data masyarakat setempat.
b.
Melakukan survey
dan pengumpulan Data
Survey dan pengumpulan data
dilakukan untuk menghimpun data dari masyarakat setempat mengenai berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat setempat.
c.
Menyusun rencana MMD
dalam pembentukan polindes
Setelah dilakukan survey dan pengumpulan
data, maka bidan dapat mengetahui berbagai masalah kesehatan yang dihadapi
masyarakat setempat, karena itu bidan akan mengajak kepala desa, tokoh
masyarakat dan masyarakat untuk melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk
membahas mengenai rencana pembentukan polindes, selain itu akan dilakukan
penyuluhan tentang pentingnya terbentuknya polondes di desa Pondok Makmur itu.
MMD akan dilakukan dibalai desa, pada tanggal 16 Agustus 2013, pukul 10.00 WIB pagi-selesai.
d.
Melakukan MMD
Sebagai pengantar Musyawarakat
Masyarakat Desa ini bidan melakukan penyuluhan tentang apa itu polindes,
tujuan, serta manfaat dibentuknya polindes didesa Pondok Makmur ini. Selain itu
bidan juga menjelaskan bahwa masih tingginya angka kematian ibu dan bayi serta
masih rendahnya derajad kesehatan masyarakat yang dikarenakan akses pelayanan
kesehatan yang jauh. Hali ini lah yang menjadi faktor utama harus dibentuknya
polindes. Karena dengan adanya polindes, akan dapat membantu masyarakat desa
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimum.
Kemudian setelah bidan
melakukan penyuluhan tentang polindes dan dirasa masyarakat sudah mengerti akan pentingnya pembentukan polindes di desa
mereka. Banyak dari mereka yang setuju dalam pembentukan polindes, dan apabila
ada warga yang tidak setuju, dikarenakan mereka berfikir dalam pembentukan polindes ini akan
membutuhkan dana yang cukup besar, maka bidan harus menjelaskan bahwa pentingnya
diadakan MMD ini yaitu untuk memusyawaraahkan hal tersebut. Diusahakan dalam
pembentukan polindes ini biaya yang dikeluarkan bisa seminim mungkin, bisa dari
bantuan sukarela warga atau pembangunan secara sederhana bagunan untuk
polindes. selian itu bidan bersama dengan puskesmas akan berusa untuk bekerja
sama dengan lintas sektor dan dinas kesehatan kota.
Hasil MMD:
a)
Membentuk kader
kesehatan
Membentuk
kader kesehatan yang merupakan langkah awal yang melibatkan masyarakat, untuk
mengajak masyarakat ikut berperan dalam pembentukan polindes.
b)
Salah satu warga
menyumbangkan rumah kosong mereka untuk tempat beraktivitas polindes.
e.
Menyusun Rencana
Kegiatan Dari Hasil MMD
Setelah bidan melakukan
musyawarah dengan masyarakat desa maka akan diperoleh solusi atau jalan
pemecahan masalah dari maslah kesehatan yang sedang dihadapi. Hal yang perlu
dilakukan lagi adalah menyusun rencana kegiatan dari hasil MMD tadi yaitu
merancanakan kegiatan gotong royong untuk menyiapkan tempat yang akan dijadikan
polindes.
f.
Melakukan kegiatan
dari rencana yang telah disusun
Melaksanakan rencana kegiatan
yaitu melakukan gotong royong bersama masyarakat untuk menyiapkan tempat yang akan dijadikan polindes
g.
Mengawasi dan
Membimbing masyarakat dalam memanfaatkan Polindes agar berjalan optimum.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Polindes atau Pondok Bersalin Desa adalah merupakan salah satu bentuk UKBM
(Usaha Kesehatan Bagi Masyarakat) yang didirikan masyarakat oleh masyarakat
atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa,
untuk memberikan pelayanan KIA-KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai
dengan kemampuan Bidan.
2.
Adapun Fungsi dari
dibentuknya sebuah Polindes adalah untuk Sebagai
tempat pelayanan KIA-KB dan pelayanan kesehatan lainnya dan sebagai tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan
persalinan. Sebagai
tempat untuk konsultasi, penyuluhan dan pendidikan bagi masyarakat, dukun bayi
dan kader.
B.
Saran
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kristik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
pembuatan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
berguna untuk menambah pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Syafrudin, dkk.2009. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Ahasiswa Bidan. Jak-Tim : Trans Info
Media.
http://tribudiyantiwr.blogspot.com/2012/06/polindes.html
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/polindes-poli-bersalin-desa-artikel.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar